Selasa, 22 Maret 2011

SUBJEK, SASARAN, PRINSIP, DAN ALAT EVALUASI

A. Subjek dan sasaran evaluasi

1. subjek evaluasi

Yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalahorang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang biasa disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.

Contoh:

a. untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian maka sebagai subjek evaluasi adalah guru.

b. Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala maka sebagai subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk, dengan didahului oleh suatu latihan melaksanakan evaluasi tersebut.

c. Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah alat uaakur yang sudah distandarisasikan maka subjeknya adalah ahli-ahli psikologi. Disamping alat-alatnya yang harus bersifat rahasia maka subjek evaluasi haruslah seorang yang betul-betul ahli karena jawaban dan tingkah laku orang yang di tes harus diinterpretasikan dengan cara tertentu.

2. sasaran evaluasi

Subjek atau sasaran evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.

Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian untuk unsure-unsurnya meliputi:

a. Input

Calon siswa sebagai pribadi yang utuih dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal:

1) Kemampuan

Calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.

2) Kepribadian

Adalah yang terdapat pada diri manusia dan menampakan bentuknya dalam tingkah laku. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality test.

3) Sikap-sikap

Sikap ini merupakan ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala maka lalu disebut skala sikap atau attitude scale.

4) Intelegensi

Untuk mengetahui tingkat intelegensi ini digunakan tes intelegensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan te Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya SPM, tintum, dan sebagainya.

b. Transformasi

Unsure-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:

1) Kurikulum / materi

2) Metode dan cara penilaian.

3) Sarana pendidikan/media.

4) System administrasi.

5) Guru dan personal lainnya.

c. Output

Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahiu seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

B. Prinsip-prinsip evaluasi

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatiakn dalam melakukan evaluasi. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Keterpaduan

Tujuan intruksional, materi dan metode pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dpisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu mentusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan intruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.

2. Keterlibatan Siswa

Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA yang menuntut keterlibatan siswa aevara aktif, siswa mutlak. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiata belajar-mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, evaluasi bagi siswa merupakan kebutuhan bukan sesuata yang dihindari. Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan siswa akan informasi mengenai kemajuan nya dalam program belajar-mengajar.

3. Koherensi

Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.

4. Pedagogis

Evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku dari segi pedagogis. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai ganjaran bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang tidak/kurang berhasil.

5. Akuntabilitas

Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability).

Ada prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi ( hubungan erat tiga komponen ) yaitu antara:

a. Tujuan pembelajaran

b. Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan

c. Evaluasi

Prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar

Tes prestasi yang layak tentulah dapat diperoleh apabila penyusunannya didasari oleh prinsip-prinsip pengukuran yang berlalu sehingga manjadi saran a yang positif dalam meningkatkan proses kegiatan belajar-mengajar.

Grounlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan tes prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam penguikuran prestasi sebagai berikut:

1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan intruksional.

2. Tes prestasi harus mengukur suatu sample yang representative dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksional atau pengajaran

3. Tes prestasi harus berisi item-item denagn tipe yang paling cocok guna mengukur hasul belajar yang diinginkan

4. Tes prestasi harus dirancanag sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya

5. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dari hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati

6. Tes prestasi harus dapat diguinakan untuk meningkatkan belajar para anak didik

C. Alat evaluasi

Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata alat biasa disebut juga dengan istilah “instrument”. Dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrument evaluasi.

Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi . dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau tehnik. Ada dua teknik evaluasi, yaitu:

1. Teknik Nontes

Yang tergolong teknik nontes adalah:

a. Skala bertingkat (rating scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Sebagai contoh adalah skor atau biji yang diberikan oleh gurui disekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa.

b. Kuesioner (questionair)

Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Tentang macam kuesionar dapat ditinjau dari beberapa segi.

1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab:

· Kuesioner langsung

· Kuesioner tidak langsung

2) Ditinjau dari segi cara menjawab :

· Kuesioner tertutup

· Kuesioner terbuka

c. Daftar cocok (chek list)

Yang dimaksud denagn daftar cocok (chek list) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membutuhkan tanda “cocok” ( ) ditempat yang sudah disediakan.

d. Wawancara (interview)

Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak.

Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara:

· Interviu bebas

· Interviu terpimpin

e. Pengamatan (observation)

Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis:

Ada 3 macam observasi

· Observasi partisipan

· Observasi sistematik

· Observasi eksperimental

f. Riwayat hidup

Adalah gambaran tentang keadaan seseorang dalam masa kehidupannya.

2. Teknik Tes

Merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.

Tes mempunya fungsi ganda yaitu untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.

Ditinjau dari segi kegunaannya untuk mengukur siswa maka dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu:

a. Tes diagnostic

Sebelum memberikan bantuan dengan tepat, guru harus mengadakan tes yang maksudnya mengadakan diagnosis. Tes ini disebut tes diagnostic.

Tes dasgnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

b. Tes formatif

Tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.

c. Tes sumatif

Tes ini dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian , sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester.

Perbandingan antara tes diagnostic, tes formatif, dan tes sumatif

a. Ditinjau dari fungsinya

1) Tes diagnostic

§ Menentukan apakah bahan prasyarat tekah dikuasai atau belum.

§ Menentukan tingkat penguasan siswa terhadap bahan yang dipelajari

§ Memisah-misahkan, (mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari

§ Menentuikan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan

2) Tes formatif

Sebagai umpan balik bagi siswa, guru, maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.

3) Tes sumatif

Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya.

b. Dilihat dari waktu

1) Tes diagnostic

§ Pada waktu penyaringan calon siswa

§ Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran

§ Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa

2) Tes formatif

Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pejaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.

3) Tes sumatif

Pada akhir unit catur wulan, semester akhir tahun, akhir pendidikan.

c. Ditinijau dari titik betar penilaian

1) Tes dignostik

§ Tingkah laku kognitif, afektif, psikomotorik

§ Factor-faktor pisik, psikologis dan lingkungan

2) Tes formatif

Menentukan pada tingkah laku kognitif

3) Tes sumatif

Pada umumnya menentukan tingkah laku kogntif, tetapi adakalanya pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang pada afektif.

d. Ditinjau dari alat evaluasi

1) Tes dignostik

§ Tes prestasi belajar yang sudah distandarisasikan

§ Tes diagnostic yang sudah sistandarisasikan

§ Tes bustan guru

§ Pengamatan dan daftar cocok

2) Tes formatif

Tes prestasi belajar yang disusun secara baik.

3) Tes sumatif

Tes ujian akhir.

e. Ditinjau dari cara memilih tujuan yanga dievaluasi

1) Tes dignostik

§ Memilih tiap-tiap ketrampilan prasyarat

§ Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang

§ Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental, dan perasaan.

2) Tes formatif

Mengukur semua tujuan instruksional khusus.

3) Tes sumatif

Mengukur tujuan intruksional umum.

f. Ditinjau dari tingkat kesulitan tes

1) Tes dignostik

Mengukur ketrampilan dasar, diambil soal tes yang mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65 atau lebih.

2) Tes formatif

Belum dapat ditentukan.

3) Tes sumatif

Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan antara 0,35 sampai 0,70.

g. Ditinjau dari ckoring(cara menyekor)

1) Tes dignostik

Menggunakan standar mutlak dan standar relative.

2) Tes formatif

Menggunakan standar mutlak.

3) Tes sumatif

Kebanyakan menggunakan standar relative, tetapi dapat pula dipakai standar mutlak.

h. Ditinjau dari tingkat pencapaian

1) Tes dignostik

Untuk tes diagnostic yang sifatnya memonitor kemajuan, tingkat pencapaian yang diperoleh siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya adalah menyesuaikan dengan hasil tes diagnostic.

2) Tes formatif

Ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tujuan intruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan intruksional khusus.

3) Tes sumatif

Sesuai dengan fungsi tes sumatif yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa mereka telah mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawan dalam kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai.

i. Ditinjau dari cara pencatatan hasil

1) Tes dignostik

Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil.

2) Tes formatif

Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai suatu tugas.

3) Tes sumatif

Keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang dicapai.

Selasa, 15 Maret 2011

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN CIRI EVALUASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Di susun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan

Dosen Pengampu : Akhmad Afroni, M. Pd

Di susun oleh :

Nurul Khikmah NIM. 232 108 166

Khusnul Khotimah NIM. 232 108 168

Kelas D

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN 2011



PENDAHULUAN

Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu kunci bagi seorang guru untuk dapat mengetahui tingkat kesuksesan dalam mentrasnferkan ilmunya kepada siswa. Dengan adanya evaluasi, akan dapat diketahui kebaikan serta kelemahan pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk kemudian dapat ditingkatkan agar lebih memberikan keunggulan dalam melaksanakan pembelajaran bagi siswa.

Sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang evaluasi dalam pendidikan, ada beberapa hal yang menjadi pokok masalah yang harus kita pecahkan dalam hal ini yaitu:

a. apa definisi dari evaluasi, dan apa kaitan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi?

b. Apa tujuan dan fungsi dari penilaian?

c. Apa saja ciri penilaian pendidikan ?

Dalam makalah ini akan membahas pokok masalah diatas, untuk sedikit mengantarkan kita mengetahui pengertian evaluasi, tujuan serta ciri dari penilaian dalam pendidikan.

PEMBAHASAN

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN CIRI EVALUASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Evaluasi

1. Definisi Evaluasi

Menurut Bloom et. Al (1971) : Evaluasi sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa.

Menurut Stufflebeam et.al (1971) : Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.

2. Pengertian Evaluasi

Selain istilah evaluasi seperti yang tercantum diatas, kita dapati pula istilah pengukuran dan penilaian. Coba perhatikan contoh-contoh berikut :

a. Apabila ada orang yang akan memberi sebatang tongkat kepada kita, dan kita disuruh memilih antara dua tongkat yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alasan yang sangat khusus.

b. Pasar, merupakan suatu tempat bertemunya orang-orang yang akan menjual dan membeli. Sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang pembeli akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman sebelumnya.

Dari contoh-contoh diatas ini dapat kita simpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan kita pilih. dari langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itualh yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.

Didalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.

3. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.

Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilain bersifat kualitatif

Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai.

4. Penilaian Pendidikan

Pada awalnya, pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajat siswa. Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950). Ahli ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekadar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.

Guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

Pembelajaran bukanlah satu-satunya factor yang menentukan prestasi belajar, karena prestasi merupakan hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks.

Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inivasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolahan ini disebut transformasi.

- Input, adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah.

- Output, adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilain, sebagai alat penyaring kualitas.

- Transformasi, adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Bahan jadi yang diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah ditentukan oleh beberapa factor sebagai akibat bekerjanya unusr-unsur yang ada yaitu sebagai berikut :

a. Siswa sendiri

b. Guru dan personal lainnya

c. Bahan pelajaran

d. Metode mengajar dan system evaluasi

e. Sarana penunjang

f. System administrasi

- Umpan balik, adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi.

B. Tujuan dan Fungsi Penilaian

Fungsi penilaian ada beberapa hal :

1. Selektif

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain :

a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu

b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.

c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa

d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dsb.

2. Diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penelitian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Dengan mengadakan penilaian, guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya, sehingga akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.

3. Penempatan

Untuk menentukan dengan pasti seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai niali yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.

4. Pengukur Keberhasilan

Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan, keberhasilan program ditentukan oleh beberapa factor yaitu factor guru, metode mengajar, sarana dan system administrasi.

C. Ciri Penilaian Pendidikan

Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan , antara lain adalah sebagai berikut :

1) Penilaian dilakukan secara tidak langsung

2) Penggunaan ukuran kuantitatif; artinya menggunakan symbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.

3) Penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.

4) Bersifat relative; artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.

5) Dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat ditinjau dari berbagai factor, yaitu :

a. Terletak pada ukurannya

Alat yang digunakan untuk mengukur haruslah baik.

b. Terletak pada orang yang melakukan penilaian

Hal ini berupa :

- Kesalahan pada waktu melakukan penilaian karena factor subjektif penilai telah berpengaruh pada hasil pengukuran.

- Kecenderungan dari penilai untuk memberikan nilai secara “murah atau “mahal”.

- Adanya hallo-effect, yakni adanya kesan penilai terhadap siswa.

- Adanya pengaruh hasil yang diperoleh terdahulu

- Kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruan menjumlah angka-angka hasil penilaian.

c. Terletak pada anak yang dinilai

- Suasana hati akan sangat brpengaruh terhadap hasil penilaian

- Keadaan fisik ketika siswa sedang dinilai

d. Terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung

- Suasana gaduh, didalam maupun diluar ruangan dapat mengganggu konsentrasi siswa, demikian pula tingkah laku kawan-kawan disekelilingnya akan mempengaruhi diri siswa dalam mengerjakan soal.

- Pengawasan penilaian.

PENUTUP

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh , dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.

Mengadakan evaluasi meliputi dua langkah yaitu mengukur (kuantitatif) dan menilai (kualitatif).

Tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal :

1. Selektif, dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya

2. Diagnostic, dengan mengadakan penilaian, guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.

3. Penempatan, untuk dapat menentukan dimana seorang siswa ditempatkan, digunakan suatu penilaian

4. Pengukur Keberhasilan, untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

Ciri dari penilaian pendidikan adalah :

- Dilakukan secara tidak langsung

- Penggunaan ukuran kuantitatif

- Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap

- Penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan